1/4

Wahyu Pakerty Utami
1 min readJul 10, 2021

--

Katanya sih, quarter life crisis. padahal manusia dari mulai hidup sampai ajal juga isinya crisis. iya juga kalo umur 20an adalah quarternya dari hidup, gatau juga hidup sampe umur berapa.

Semakin bertambahnya usia, semakin sering banget berdoa untuk diberikan ketenangan hati dan pikir. karena sumber gak sehat mental biasanya karena terkurung dalam pikiran sendiri, dalam realita yang kita buat-buat sendiri, padahal gaada di kehidupan nyata.

ya gatau sih, siapa tau belom ditunjukin aja. tuhkan mikir yang belum terlihat lagi. naon sih?

sometimes we think that it doesn’t matter if we only have one negative thought. without realizing it could pile up in our mind.

why we think negatively towards ourselves? ya banyak, bisa karena penolakan, kekecewaan, hal yang belum selesai, think that we deserve better, atau ternyata things don’t go well as we planned. banyak deh.

tapi, masih aja mikir negatif tu kenapa? hmm bisa salah satunya karena kita belum nemu the meaning of that event.

or simply ga kepikiran buat nyari, jadinya masih terjebak dalam kesedihan-kesedihan yang penuh amarah, ato sedih yang malah jadinya blaming ourselves.

we need to fill that void, eventually.

with what? with meaning.

entah dampaknya kita merasa marah atau feel worthless.

tapi bisa juga ternyata, dijauhkan dari yang gak baik, dikasih pengalaman, belajar dari kesalahan.

ujung-ujungnya bukan gak mikir negatif lagi, tapi jadinya accepting ourselves and our flaws, embracing our experience as a learning process.

masih yang-katanya-quarter-life emang tempatnya buat belajar banyak, wajar ngerasa hal-hal yang kurang nyaman.

karena gaada perubahan di zona nyaman, kan?

--

--